Sabtu, 09 Mei 2015

PERSPEKTIF MENGENAI YESUS



           Dalam dunia yang luas ini, pembicaraan tentang Yesus tidak berhenti atau selesai. Sepanjang sejarah nama Yesus terus terdengar dan menjadi pembicaraan sepanjang sejarah. Siapakah Yesus ini sehingga nama-Nya terus dibicarakan? Benarkah Yesus itu Allah? Dalam makalah ini, penulis akan menguraikan apakah apakah benar Yesus itu Allah.

            Lebih kurang  2.000 tahun yang lalu Yesus masuk ke dalama kumpulan manusia dalam sebuah masyarakat Yahudi. Ia berasal dari keluarga yang sederhana, sebuah kelompok minoritas. Ia hidup lebih kurang 33 tahun. Dan dari masa itu hanya ada lebih kurang 3 tahun, Dia melakukan pelayanan-Nya.
            Melihat waktu yang tidak terlalu lama. Dimana Yesus hanya aktif dalam pelayanan-Nya hanya lebih kurang 3 tahun, mustahil Dia dapat dikenal sampai hari ini. Namun itulah pribadi Yesus. Ada apa dengan Yesus ini? Josh McDowel mengatakan: “Tanggal surat kabar kita atau tanggal hak cipta sebuah buku teks universitas memberikan kesaksian bahwa Yesus menjalani salah satu dari semua kehidupan terbesar yang pernah ada."
            H.G. Well, ahli sejarah terkemuka pernah ditanyakan, siapakah orang yang meninggalkan kesan yang paling menetap dalam sejarah. Ia menjawab bahwa kalau kebesaran seseorang diukur oleh standar-standar sejarah maka, “Berdasarkan pengujian ini, Yesuslah yang nomor satu”.
            Kenneth Scott  Latourette, juga seorang ahli sejarah, berkata: “ Sementara zaman demi zaman berlalu, bukti-buktinya semakin bertambah sehingga, bila diukur melalui akibatnya dalam sejarah, maka Yesuslah tokoh yang paling berpengaruh yang pernah hidup di planet ini. Pengaruh itu tampaknya terus bertambah.”
            Dari Ernest Renan kita memperoleh pengamatan ini: “Yesus adalah jenius bidang agama terbesar yang pernah hidup. Keindahan-Nya kekal dan pemerintahanNya tidak akan pernah berakhir. Dalam segala segi, Yesus itu unik dan tidak satu pun dapat dibandingkan dengan-Nya. Seluruh sejarah tidak dipahami tanpa Kristus.”
            Mengarah kepada apa yang dikatakan oleh para ahli sejarah benar bahwa Yesus ini memiliki perbedaan yang sangat berbeda dengan orang-orang yang mungkin dapat dikenang oleh orang-orang. Siapakah Yesus ini?
             
              Perspektif  mengenai Yesus sangat banyak. Mulai dari sejak  zaman dahulu hingga sekarang. Dan pembicaraan  mengenai Yesus tidak habis-habisnya dan  tidak pernah berakhir.  Dalam bukunya G.J.O Moshay yang berjudul  Who Is This Allah mengatakan:

“Banyak orang bertanya: apakah Allah itu Tuhan?. Apakah Allah tiu Tuhan dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus (Kolose 1:3)? Dan banyak pendapat bermunculan.  Beberapa orang mengatakan Allah adalah Tuhan,. Tuhan yang sama dengan Tuhan dalam Alkitab sebagaimana Dia dikenal dalam bahasa Arab. Beberapa orang lain mengatakan bahwa hal tersebut din atas tidak mungkin terjadi; mereka mengatakan bahwa mereka tidak tahu siapa Dia, tetapi mereka yakin bahwa Dia berbeda dengan Tuhan Alkitab. Beberapa orang mengatakan bahwa Dia sesungguhnya seorang dewata yang berkuasa, tetapi bukan Tuhan yang Maha Kuasa. Bahkan beberapa orang percaya bahwa ada dua Allah. Mereka mengatakan Allah orang Arab dan orang Kristen Hausa berebeda dengan Allah orang Islam. Menurut mereka, sementara Allah umat Kristen Arab adalah Tuhan, Allah umat Islam bukan Tuhan."
            Mormon mengajarkan bahwa Allah dianggap menyerupai manusia. Dia adalah seorang pribadi. Dia berbicara dan telah berbicara kepada manusia. Dia telah dimuliakan dan menurut ukuran manusia, Dia adalah Mahabijak dan Mahakuasa. Tetapi Dia penuh kasih dan baik hati. Dia adalah Bapa Roh semua orang dan Dia mempunyai pertimbangan kebapaan dan perhatian terhadap anak-anakNya. Pekerjaan dan kemuliaanNya teerletak dalam kesejahteraan mereka yang kekal.
            Mormon juga berpandangan Yesus adalah PutraNya, dilahirkan secara jasmani dan diperanakkan oleh Roh Allah. Dia hidup,mati dan dibangkitkan dalam arti yang benar-benar seperti yang dilaporkan kembali dalam Perjanjian Baru. Dia adalah Juruslamat dan Penebus manusia menurut rencana yang telah disusun sebelum dunia ini diciptakan. Sekalipun Mormon meiliki keyakinan seperti itu tentang Yesus. Namun mereka keliru, mereka mengatakan bahwa manusia itu sama dengan Allah. Manusia dapat menjadi allah-allah kecil.
            Mengapa banyak pendapat mengenai Tuhan Yesus? Erwin  W. lutzer mengungkapkan ada empat hal yang menyebabkan yaitu sebagai berikut:
1      Keterbatasan manusia. Keterbatasan manusia menjadi penyebab dari banyak perbedaan pendapat.
2     Salah tafsir manusia. Disinilah letaknyaberbagai perbedaan pendapat yang terjadi karena prasangka kita, kita memaksa Alkitab untuk mengatakan apa yang kita kehendaki dan untuk bermacam-macam alasan .
3      Ketidakpercayaan manusia. Banyak para penafsir Alkitab yangmenyangkal mukzijat-mukzijat yang ada dalam Alkitab berdasarkan persangkaan modern banhwa mukzijat tidak mungkin terjadi. Teologi Jerman, Rodolf  Bultmann menganggap perlu untuk meniadakan “sifat metodologi” Perjanjian Baru supaya sesuai dengan selera teologi abad 20.
4      Tradisi. Sifat manusia berkecenderungan untuk mengisi celah-celah, memuliakn berbagai pengajaran dan pertambahan dari geerasi-generasi yang terdahulu.
Di atas telah dipaparkan mengapa terjadi perbedaan pendapat antara yang satu dengan yang lain. Di bawah ini berbagai pendapat-pendapat yang diperdebatkan diberbagai bagian negeri yaitu:
1      Origenes, seorang teolog dari Aleksandria di Mesir, menegaskan bahwa Sang Anak berpangkat lebih rendah dari pada Bapa. Bahkan kadangkala dia menyebut Sang Anak sebagai Theos Deuteros-Allah kedua.
2      Arius, seorang penatua di Aleksandria, jika Anak memiliki hakikat yang berbeda daripada Bapa, maka dia berpendapat bahwa Anak adalah makhluk ciptaan (Yoh 14:28; Mar 13:32; Yoh 5:19; 1 Kor 15:28). Sang Anak mempunyai permulaan, tetapi Allah tidak mempunyai permulaan.
    Kaum Gnostik (dari kata Yunani untuk pengetahuan) percaya bahwa zat adalah jahat dan oleh karena itu tidaklah mungkin Allah menjadi manusia. Jika Ia menjadi manusia Ia akan dicemari oleh kejahatan. 
    Artanasius, seorang teolog dan penulis apologi yang besar (tahun 296-373). Sebagai seorang pejuang ortodoksi ia menegaskan bahwa Yesus Kristus adalah sepenuhnya Allah dan memiliki hakekat  yang sama dengan Bapa.
Dari pendapat-pendapat yang diutarakan di atas, saya percaya bahwa Yesus adalah Allah yang sejati.  Dalam suatu konsili besar yang diadakan oleh Konstantinus yang bertempat di Nicea, dengan maksud untuk mengambil satu keputusan yang mana harus mereka percayai dan pegang dari berbagai pendapat para teolog-teolog di atas. Setelah konsili bersidang  berjalan, dan satu keputusan yang diambil oleh Konstantinus adalah pendapatnya Athanasius, yang mengatakan Kristus adalah Allah yang sejati.
Gerakan zaman baru, yang kini mulai diterima dimana-mana mengajarkan bahwa semua agama di dunia pada hakekatnya sama, dan titik kesatuan mereka terletak di dalam kekuatan pikiran.
           Kata kunci yang harus dipegang oleh setiap orang percaya adalah Yesus adalah tetap Allah.  dulu, sekarang dan sampai selama-lamanya. Ada banyak orang berpendapat yang salah tentang Yesus. Mereka menganggap bahwa Yesus itu bukan Allah.  Tetapi sebagai penulis mengatakan apa pun kata orang tentang Yesus itu tidak akan mengurangi eksistensi Yesus sebagai Allah. Marilah kita sebagai orang-orang yang percaya memiliki keyakinan yang kokoh dan kuat bahwa Yesus itu adalah Allah. 

            Jangan terpengaruh apa kata orang, tetapi terpengaruhlah apa  kata Alkitab tentang Yesus. Milikilah pengenalan yang benar tentang Yesus dan berusahalah untuk tetap hidup di dalam-Nya. Dan rasakan keindahan bersama Tuhan melalui pujian, penyembahan dan doa-doa. Saya percaya bahwa kedekatan kita dengan Tuhan akan membuat kita semakin mengenal siapa Yesus itu.  Sekalipun kita belum mengenal Yesus secara kasat mata, tetapi dengan iman kita percaya bahwa Dia adalah Allah yang hidup yang sanggup melakukan perkara yang besar dalam hidup kita.  Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibrani 11:1).




[1] G.J.O. Moshay, Who Is This Allah, 1995
[2] Erwin W. Lutzer, Teologi Kontemporer (Malang: Gandum Mas, 2005).
[3] Erwin W. Lutzer, Teologi Kontemporer 35
[4] Josh McDowell, Banarkah Yesus iItu Allah ( Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 2008)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar