Sabtu, 09 Mei 2015

YESUS MENURUT PANDANGAN ALKITAB

YESUS MENURUT PANDANGAN ALKITAB
Dalam surat Paulus ke jemaat Filipi yang tertulis dalam Filipi 2:5-8: “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Yesus adalah Allah yang telah menjadi manusia. Dengan keadaan manusia Yesus dapat menyealamatkan sekaligus memberikan contoh kepada manusia. Orang Kristen menerima kebenaran tentang keberadaan Allah dengan  iman. Dan tentunya bukan iman yang buta, melainkan yang berdasarkan bukti.
Dalam surat Filipi ini telah Paulus terngkan bahwa, pernyataan tentang kerendahan hati-Nya ini pun  menunjukkan keilahian-Nya. Kita tidak boleh mengabaikan fakta bahwa Paulus memberikan kepada Kristus twmpat yang paling tinggi yang bisa dibayangkan,  dan juga pernyataan Paulus yakni di dalam Kristus diam seluruh kepenuhan suatu istilah yang berarti kepenuhan seluruh kuasa-kuasa ilahi.
Yesus Kristus sesungguhnya merupakan Allah nama dan gelar. Nama Yesus diambil dari bentuk Yunani dari nama Yesua atau Yosua yang berarti “Yahwe-Juruselamat” atau  “Tuhan Menyelamatkan”. Gelar Kristus diambil dari terjemahan kata Yunani untuk Mesias (atau Masiah dalam bahasa Ibrani, Dan 9:26) dean berarti “yang diurapi.”
Perjanjian Baru dengan jelas memperkenalkan Kristus sebagai Allah. Nama-nama yang dipakai untuk Kristus dalam Perjanjian Baru adalah begitu rupa sehingga nama-nama itu hanya bisa dengan tepat dipakai untuk Allah. Matius menyebutkan dalam kitab injil Matius dengan sebutan Mesias, Anak Allah, dan Yesus digambarkan sebagai Raja. Injil Markus menggambarkan Yesus sebagai hamba. Injil Lukas menggambarkan Yesus sebagai anak manusia. Injil Yohanes menggambarkan Yesus sebagai anak Allah. Namun jelas dari apa yang dikatan Alkitab bahwa Yesus adalah Allah.
Misalnya, Yesus disebut Allah dalam  ungkapan, “dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus” (Titus 2:13; bdn. Yoh 1:1; Ibr 1:8; Roma 9:5; 1 Yoh 5:20,21). Alkitab mengenakan kepada Yesus ciri-ciri yang hanya bisa berlaku  untuk Allah. Yesus diperkenalkan sebagai Oknum yang ada dengan sendirinya (Yoh 1:4; 14:6); berada dimana-mana (Mat 28:20; 18:20); Mahatahu (Yoh 4:16; 6:64; Mat 17:22-27); dan memiliki hidup kekal (1 Yoh 5:11,12,20; Yoh 1:4).
Dalam surat Injil Yohanes dikatakan bahwa pada mulanya adalah Firman, dan Firman   itu adalah Allah. Yohanes mengatakan bahwa Yesus adalah Logos. Pada mulanya adalah Logos; Logos itu bersama-sama dengan Allah dan Logos itu adalah Allah… Logos itu telah menjadi ,manusia dan diam diantara kita (1:1,,14). Logos adalah satu unsur  yang paling penting dalam teologi Stoa _ Menghadapi dualism Yunani yang biasa mengenai Allah dan dunia, mereka menggunakan konsep Logos sebagai unitarianisme (salah satu aliran agama Kristen yang menolak doktrin Trinitas dan percaya bahwa Alllah itu hanya satu) untuk memecahkan persoalan dualism itu.. Para penganut Stoa menggunakan ide Logos untuk menjadi dasar kehidupan moral yang rasional. Firman Allah adalah satu konsep yang penting bagi bangsa Yahudi; ciptaan terjadi dan dipelihara oleh firman Allah (Kej 1:3, “Berfirmanlah Allah”; lihat Maz 33:6,9; 147:15-18); dan firman Allah adalah pembawa keselamatan dan hidup baru (Maz 107:20; Yes 4:8; Yeh 3:4-5). Jelas bahwa firman  itu adalah Allah sendiri dan di Injil Yohanes telah dikatakan bahwa firman itu telah menjadi manusia. Tidaklah diragukan lagi bahwa Allah berinkarnasi menjadi manusia itulah Yesus sendiri.
Alkitab mengatakan bahwa seluruh perkataan dan perbuatan  Yesus Kristus adalah fakta tentang ke-Allahan-Nya. Bukti-bukti ke-Allah-an Yesus Kristus:
1.      Yesus mengyandang gelar ilahi. Yesus disebut firman (Logos) yang  tidak lain adalah Allah sejati (Yoh 1:1,14,18); disebut Anak Allah (Mat 14:33;16:16-17); Markus 1:1; Yohanes 1:18); Yohanes lima kali menyebut Yesus sebagai Anak Tunggal Bapa (Yoh 1:14, 18; 3:16,18; 1 Yoh 4:9). Yesus disebut Alfa dan Omega (Wah 1:8; 21:6; 22:13).
2.      Yesus memiliki sifat-sifat dasar ke-Allah-an. Dia sudah ada sebelum Abraham ada (Yoh 8:58; Kol 1:17). Dia tidak berubah (Ibr 13;8). Dia Mahakuasa (Mat 28:18; Yoh 3:35; 17:2; Efesus 1:20-21; 1 Petrus 3:22 dan Wah 1:8). Yesus Mahatau (Yoh 5:42; 6:64; 16:30; 21:6; Kis 1:24; Ibr 4:13 dan Wah 2:23). Yesus Mahaada (Mat 28:20, Kis 18:10), dan Mahasuci (Ibr 4:15; 7;26 dan 1 Petrus 2:22).
3.      Yesus setara dengan Allah Bapa. Terlihat dalam kesatuannya dengan Bapa (Yoh 10:30), dan kelayakan-Nya untuk desembah (Mat 2:11; 14:33; 28;19).
4.      Yesus melakukan karya yang hanya dikerjakan oleh Allah. Karya penciptaan dan pemeliharaan (Yoh 1:3; Kol 1;16-17 dan Ibr 1:2,10. Dikatakan menopang segala sesuatu (Kol 1:17 dan Ibr 1:3). Mukjizat demi mukjizat yang dilakukan (Yoh 2:1-11; 4:46-54; 5:1-9; 6:1-13; 6:16-21; 9:1-41 dan 11:1-44.
5.      Theophani dalam PL.  Panglima Bala Tentara Tuhan yang disembah oleh Yosua (5:13-15), Malaikat Tuhan (Kej 16:7-14; 18:13-33; 22:11-18; Kel 3:2-5; Hakim2 6:11-23; 1 Raja-Raja 19:5-7; 2 Raja-Raja 19:35).
Sudah sangat jelas dari pemaparan di atas bahwa Yesus itu adalah Allah.  Apa pun pendapat orang tentang Yesus dan sekalipun menyangkal Yesus sebagai manusia biasa atau apapun itu, Alkitab telah mencatat bahwa Yesus adalah  Allah.  Dalam septuaginta kata “Yahweh” diterjemahkan dengan kata TUHAN. Hal ini berarti apabila dalam PB, Yesus disebut sebagai Tuhan, menurut Fitzmyer, penulis PB menganggap Yesus setara dengan Allah Yahweh.














KEPUSTAKAAN


[1] Louis Berkhof, Teologi Sistematika 1 Doktrin Allah (Surabaya: Momentum,2007)
[2] Leon Morris, Teologi Perjanjian Baru(Malang: Gandum Mas, 2006)
[3] Josh McDowell, Benarkah Yesus itu Allah?.
[4] George Eldon Ladd, Teologi Perjanjian Baru Jilid 1 (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2002)
[5] Ichwei G. Indra, Teologi Sistematis(Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 2003).
[6] David Imam Santoso, Theologi Matius(Malang: Leteratur Saat, 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar