YESUS MENURUT PANDANGAN ALKITAB
Dalam
surat Paulus ke jemaat Filipi yang tertulis dalam Filipi 2:5-8: “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan
perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa
Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus
dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil
rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai
manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati
di kayu salib. Yesus adalah Allah yang telah menjadi manusia. Dengan keadaan
manusia Yesus dapat menyealamatkan sekaligus memberikan contoh kepada manusia.
Orang Kristen menerima kebenaran tentang keberadaan Allah dengan iman. Dan
tentunya bukan iman yang buta, melainkan yang berdasarkan bukti.
Dalam surat Filipi ini telah Paulus terngkan bahwa,
pernyataan tentang kerendahan hati-Nya ini pun
menunjukkan keilahian-Nya. Kita
tidak boleh mengabaikan fakta bahwa Paulus memberikan kepada Kristus twmpat
yang paling tinggi yang bisa dibayangkan, dan juga pernyataan Paulus yakni di dalam
Kristus diam seluruh kepenuhan suatu istilah yang berarti kepenuhan seluruh
kuasa-kuasa ilahi.
Yesus Kristus sesungguhnya merupakan Allah nama dan
gelar. Nama Yesus diambil dari bentuk Yunani dari nama Yesua atau Yosua yang
berarti “Yahwe-Juruselamat” atau “Tuhan
Menyelamatkan”. Gelar Kristus diambil dari terjemahan kata Yunani untuk Mesias
(atau Masiah dalam bahasa Ibrani, Dan 9:26) dean berarti “yang diurapi.”
Perjanjian Baru dengan jelas memperkenalkan Kristus
sebagai Allah. Nama-nama yang dipakai untuk Kristus dalam Perjanjian Baru
adalah begitu rupa sehingga nama-nama itu hanya bisa dengan tepat dipakai untuk
Allah. Matius menyebutkan dalam kitab injil Matius
dengan sebutan Mesias, Anak Allah, dan Yesus digambarkan sebagai Raja. Injil
Markus menggambarkan Yesus sebagai hamba. Injil Lukas menggambarkan Yesus
sebagai anak manusia. Injil Yohanes menggambarkan Yesus sebagai anak Allah.
Namun jelas dari apa yang dikatan Alkitab bahwa Yesus adalah Allah.
Misalnya, Yesus disebut Allah dalam ungkapan, “dengan menantikan penggenapan
pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang
Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus” (Titus 2:13; bdn. Yoh 1:1; Ibr
1:8; Roma 9:5; 1 Yoh 5:20,21). Alkitab mengenakan kepada Yesus ciri-ciri yang
hanya bisa berlaku untuk Allah. Yesus
diperkenalkan sebagai Oknum yang ada dengan sendirinya (Yoh 1:4; 14:6); berada
dimana-mana (Mat 28:20; 18:20); Mahatahu (Yoh 4:16; 6:64; Mat 17:22-27); dan
memiliki hidup kekal (1 Yoh 5:11,12,20; Yoh 1:4).
Dalam surat Injil Yohanes dikatakan bahwa pada mulanya
adalah Firman, dan Firman itu adalah
Allah. Yohanes mengatakan bahwa Yesus adalah Logos. Pada mulanya adalah Logos;
Logos itu bersama-sama dengan Allah dan Logos itu adalah Allah… Logos itu telah
menjadi ,manusia dan diam diantara kita (1:1,,14). Logos adalah satu unsur yang paling penting dalam teologi Stoa _ Menghadapi dualism Yunani yang biasa mengenai Allah dan dunia, mereka
menggunakan konsep Logos sebagai unitarianisme (salah satu aliran agama Kristen
yang menolak doktrin Trinitas dan percaya bahwa Alllah itu hanya satu) untuk
memecahkan persoalan dualism itu.. Para
penganut Stoa menggunakan ide Logos untuk menjadi dasar kehidupan moral yang
rasional.
Firman Allah adalah satu konsep yang penting bagi bangsa Yahudi; ciptaan
terjadi dan dipelihara oleh firman Allah (Kej 1:3, “Berfirmanlah Allah”; lihat
Maz 33:6,9; 147:15-18); dan firman Allah adalah pembawa keselamatan dan hidup
baru (Maz 107:20; Yes 4:8; Yeh 3:4-5). Jelas
bahwa firman itu adalah Allah sendiri
dan di Injil Yohanes telah dikatakan bahwa firman itu telah menjadi manusia.
Tidaklah diragukan lagi bahwa Allah berinkarnasi menjadi manusia itulah Yesus
sendiri.
Alkitab mengatakan bahwa seluruh perkataan dan
perbuatan Yesus Kristus adalah fakta
tentang ke-Allahan-Nya. Bukti-bukti ke-Allah-an Yesus Kristus:
1. Yesus mengyandang gelar ilahi. Yesus disebut firman
(Logos) yang tidak lain adalah Allah
sejati (Yoh 1:1,14,18); disebut Anak Allah (Mat 14:33;16:16-17); Markus 1:1;
Yohanes 1:18); Yohanes lima kali menyebut Yesus sebagai Anak Tunggal Bapa (Yoh
1:14, 18; 3:16,18; 1 Yoh 4:9). Yesus disebut Alfa dan Omega (Wah 1:8; 21:6;
22:13).
2. Yesus memiliki sifat-sifat dasar ke-Allah-an. Dia sudah
ada sebelum Abraham ada (Yoh 8:58; Kol 1:17). Dia tidak berubah (Ibr 13;8). Dia
Mahakuasa (Mat 28:18; Yoh 3:35; 17:2; Efesus 1:20-21; 1 Petrus 3:22 dan Wah
1:8). Yesus Mahatau (Yoh 5:42; 6:64; 16:30; 21:6; Kis 1:24; Ibr 4:13 dan Wah
2:23). Yesus Mahaada (Mat 28:20, Kis 18:10), dan Mahasuci (Ibr 4:15; 7;26 dan 1
Petrus 2:22).
3. Yesus setara dengan Allah Bapa. Terlihat dalam
kesatuannya dengan Bapa (Yoh 10:30), dan kelayakan-Nya untuk desembah (Mat
2:11; 14:33; 28;19).
4. Yesus melakukan karya yang hanya dikerjakan oleh Allah.
Karya penciptaan dan pemeliharaan (Yoh 1:3; Kol 1;16-17 dan Ibr 1:2,10.
Dikatakan menopang segala sesuatu (Kol 1:17 dan Ibr 1:3). Mukjizat demi
mukjizat yang dilakukan (Yoh 2:1-11; 4:46-54; 5:1-9; 6:1-13; 6:16-21; 9:1-41
dan 11:1-44.
5. Theophani dalam PL.
Panglima Bala Tentara Tuhan yang disembah oleh Yosua (5:13-15), Malaikat
Tuhan (Kej 16:7-14; 18:13-33; 22:11-18; Kel 3:2-5; Hakim2 6:11-23; 1 Raja-Raja
19:5-7; 2 Raja-Raja 19:35).
Sudah sangat jelas dari pemaparan di atas bahwa Yesus itu
adalah Allah. Apa pun pendapat orang
tentang Yesus dan sekalipun menyangkal Yesus sebagai manusia biasa atau apapun
itu, Alkitab telah mencatat bahwa Yesus adalah
Allah. Dalam septuaginta kata “Yahweh” diterjemahkan dengan kata TUHAN. Hal ini
berarti apabila dalam PB, Yesus disebut sebagai Tuhan, menurut Fitzmyer,
penulis PB menganggap Yesus setara dengan Allah Yahweh.
KEPUSTAKAAN
[1]
Louis Berkhof, Teologi Sistematika 1
Doktrin Allah (Surabaya: Momentum,2007)
[2]
Leon Morris, Teologi Perjanjian Baru(Malang: Gandum Mas, 2006)
[3]
Josh McDowell, Benarkah Yesus itu Allah?.
[4]
George Eldon Ladd, Teologi Perjanjian
Baru Jilid 1 (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2002)
[5]
Ichwei G. Indra, Teologi Sistematis(Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 2003).
[6]
David Imam Santoso, Theologi Matius(Malang: Leteratur Saat, 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar